PENGARUH
ALLELOPATI JENIS TANAMAN
TERHADAP
PERKECAMBAHAN
Oleh:
Nama
: Lili Sadili
NIM
: 59461245
Kelas : Biologi C/V
Kelompok
: I
Asisten
: Ali
Imron
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
PENGARUH
ALLELOPATI JENIS TANAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN
I.
TUJUAN
·
Mempelajari pengaruh
alelopati jenis tumbuhan terhadap perkecambahan tumbuhan lain
II.
DASAR
TEORI
Fenomena
alelopati merupakan salah satu bentuk interaksi antara makhluk hidup satu
dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia. Istilah ini diartikan
sebagai pengaruh negative satu jenis tumbuhan terhadap perkecambahan,
pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis tumbuhan lainnya.
Semua jenis
tanaman yang hidup mempunyai kebutuhan yang hampir sama, mereka memerlukan
sinar matahari, air, unsur hara, untuk pertumbuhannya dan juga memerlukan
ruangan sebagai tempat hidupnya. Dengan adanya kesamaan keperluan tersebut,
dalam keadaan tertentu terjadi suatu persaingan untuk mendapatkan nutrisi, air
dan cahaya,
Dalam rangka
persaingan hidup, kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan senyawa
kimia. Senyawa kimia tersebut dapat menghambat pertumbuhan jenis lain yang
tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Menurut Odum (1971), alelopati
merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan menghasilkan zat kimia
yang dapat menghambat pertumbuhan jenis lain yang tumbuh bersaing dengan
tumbuhan tersebut.
Senyawa kimia
yang bersifat alelopati dapat berasal dari bagian tumbuhan diatas tanah seperti
: daun, batang, cabang ataupun bagian tumbuhan dibawah (akar/rhizome). Senyawa
alelopati dapat dilepaskan oleh tumbuhan dari jaringan dengan berbagai cara
yaitu melalui penguapan, eksudat akar, dan pembusukan bagian-bagian organ yang
mati.
III.
BAHAN
DAN ALAT
·
Bagian akar dan daun
alang-alang (imperata cylindrica), daun akasia (acacia mangium) dan kirinyuh
(eupatorium odoratum)
·
biji jenis kacang hijau
dan jagung
·
Alat: cawan Petri,
kertas saring, corong penyaring, blender, pisau/gunting.
IV.
PROSEDUR
KERJA
·
Memilih biji kacang
hijau dan jagung baik
·
Menyediakan beberapa
cawan petri yang diberi kertas saring
·
Membuat ekstrak
alang-alang, akasia dan kirinyuh dengan cara sebagai berikut:
-
Menghaluskan bagian
tumbuhan jenis tersebut dengan mangkuk penggerus/blender
-
Membuat ekstrak air
taua hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan air (aquades) dengan
perbandingan sebagai berikut:bagian tumbuhan dan air 1:7 v/v, 1:14 v/v, 1:21
v/v dan biarkan selama 1 hari (24 jam).
-
Setelah 1 hari menyaring
ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan alat penyaring.
·
Meletakkan
masing-masing 10 biji kacang hijau dan jagung ke dalam cawan petri yang berbeda
dan sudah diberi kertas saring.
·
Menyiram 10 ml ekstrak
alelopati tumbuhan tersebut ke dalam cawan petri yang sudah berisi biji-biji
tersebut
·
Mengamati perkecambahan
biji-biji tersebut setiap hari selama 7 hari dan mengamati pula pertumbuhan
kecambahnya.
·
Menentukan persen
perkecambahannya dan mengukur panjang kecambahnya
·
Membandingkan hasil
percobaan tersebut dengan perkecambahan yang hanya diberi perlakuan disiram
dengan air aquades (control).
V.
HASIL
PENGAMATAN
Kacang
Hijau 1 : 7
Hari
ke
|
Cawan
Petri 1
|
Cawan
Petri 2
|
Cawan
Petri 3
|
Cawan
control
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Tumbuh 1 biji baru
berakar
|
-
|
Tumbuh 1 biji baru
berakar
|
Tumbuh 4 biji baru
berakar
|
3
|
Tumbuh 4:
1= baru berakar
1= 1,5 cm
2= 1 cm
|
2= 1 cm
0,5 cm
0,7 cm
|
Tumbuh 2 baru berakar
|
2 = 2 cm
1,5 cm
2= 1 cm
0,7 cm
1 biji baru berakar
|
4
|
1,5 cm
1 cm
0,5 cm
|
3= 0,5 cm
|
-
|
3,5 cm
3 cm
2= 1,5 cm
3= 1 cm
|
5
|
4 cm
1 cm
0,5 cm
|
3= 0,5 cm
|
-
|
9,5 cm
9 cm
1,5 cm
4= 1 cm
|
6
|
5,5 cm
0,5 cm
1 cm
|
3= 0,5 cm
|
-
|
12 cm
10 cm
2= 1,5 cm
1 cm
2= 0,5 cm
|
7
|
5,5 cm
0,5 cm
1 cm
|
3= 0,5 cm
|
-
|
15 cm
10 cm
2= 1,5 cm
2= 1 cm
0,5 cm
|
1
: 14
Hari
ke
|
Cawan
Petri 1
|
Cawan
Petri 2
|
Cawan
Petri 3
|
Cawan
control
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
0,5 cm
|
0,7 cm = 3
|
1 cm
|
3
|
-
|
0,5 cm = 5
|
0,6 cm, 0,4 cm, 0,3
cm, 0,5 cm, 0,5 cm
|
0,2 cm = 2, 0,6 cm = 6
|
4
|
0,1 cm, 0,3 cm, 0,4
cm
|
0,6 cm = 5, 0,7 cm = 2, 0,8 cm
|
0,9 cm = 2, 1,2 cm = 2, 1,3 cm
|
5 cm = 5, 2,5 cm = 3
|
5
|
0,4 cm = 3
|
9,5 cm, 2 cm = 3, 1
cm = 6
|
12 cm = 2, 4 cm = 5
|
20 cm=2, 9 cm,4 cm, 3
cm, 0,7cm
|
6
|
1 cm, 0,5 cm = 2, 0,6
cm
|
11 cm, 3,5 cm, 3,1
cm, 0,8 cm, 1 cm, 4 cm, 0,4 cm, 0,7 cm, 0,6
|
10,5 cm, 12,4 cm, 16,5 cm, 1,7 cm, 1,3 cm, 0,8 cm
|
6 cm, 14 cm,22 cm, 24
cm, 16 cm, 21 cm, 14 cm, 3,5 cm, 9 cm
|
1
: 21
Hari
ke
|
Cawan
Petri 1
|
Cawan
Petri 2
|
Cawan
Petri 3
|
Cawan
control
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
0,5 cm
|
0,3 cm
|
0,5 cm
|
1
|
3
|
2
|
3
|
2
|
4
|
4
|
4
|
6
|
10
|
6
|
5
|
8
|
12
|
14
|
8
|
6
|
15
|
14
|
16
|
14
|
7
|
17
|
16
|
18
|
15
|
Ket:
·
Hari kedua mati 1(cawan
1 dan 3)
·
Hari keempat mati 3
(cawan 2 dan 3)
·
Hari keenam mati 1
(cawan 2 dan 1)
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum
kali ini yaitu tentang pengaruh allelopati jenis tanaman terhadap
perkecambahan. Yang bertujuan mempelajari pengaruh alelopati jenis tumbuhan
terhadap perkecambahan tumbuhan lain.
Alelopati
merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia (Rohman dan I
wayan Sumberartha, 2001). Alelopati merupakan suatu
peristiwa dimana suatu individu tumbuhan menghasilkan zat kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan jenis lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan
tersebut. Allelopathy berpengaruh dalam pertumbuhan tumbuhan disekitarnya.Allelopathy dapat menghambat atau mematikan
pertumbuhan/perkecambahan.
Pada hasil pengamatan, kita menemukan ada yang tidak tumbuh dan tumbuh
pada keempat cawan petri tersebut. Untuk
percobaan kacang hijau 1:7 yaitu pada hari pertama tidak ada yang tumbuh
dari ketiga cawan petri. Hari kedua, cawan petri 1 dan 3 tumbuh 1 tetapi baru
berakar, cawan petri 2 tidak ada yang tumbuh, cawan control tumbuh 4 tetapi
baru berakar. Hari ketiga, cawan petri 1 dan 2 tumbuh 4 biji, cawan petri 3
tumbuh 2 baru berakar, dan cawan control tumbuh 7 biji. Hari keempat - ketujuh,
cawan petri 1 dan 2 tumbuh 3 biji, cawan petri 3 tidak ada yang tumbuh, dan
cawan control tumbuh 7 biji. Percobaan
1:14 yaitu pada hari pertama tidak ada yang tumbuh dari keempat cawan
petri. Hari kedua cawan petri 1 tidak ada yang tumbuh, cawan petri 2 dan
control tumbuh 1 dan cawan petri 3 tumbuh 3 biji. Hari ketiga cawan petri 1
tidak ada yang tumbuh, cawan petri 2 dan 3 tumbuh 5 biji dan cawan control
tumbuh 8 biji. Hari keempat cawan petri 1 tumbuh 3 biji, cawan petri 2 tumbuh 8
biji, cawan petri 3 tumbuh 5 biji, dan cawan control tumbuh 8 biji. Hari kelima
cawan petri 1 tumbuh 3 biji, cawan petri 2 tumbuh 10 biji, cawan petri 3 tumbuh
7 biji, dan cawan control tumbuh 9 biji. Hari keenam cawan petri 1 tumbuh 4
biji, cawan petri 2 tumbuh 9 biji, cawan petri 3 tumbuh 6 biji, dan cawan
control tumbuh 9 biji. Percobaan 1:21
yaitu pada hari pertama tidak ada yang tumbuh dari keempat cawan petri. Hari
kedua cawan petri 1-4 tumbuh 1 biji. Hari ketiga cawan petri 1-3 tumbuh 2 biji,
cawan petri 2 tumbuh 3 biji dan cawan control tumbuh 4 biji. Hari keempat cawan
petri 1 tumbuh 4 biji, cawan petri 2 tumbuh 6 biji, cawan petri 3 tumbuh 10 biji,
dan cawan control tumbuh 6 biji. Hari kelima cawan petri 1 tumbuh 8 biji, cawan
petri 2 tumbuh 12 biji, cawan petri 3 tumbuh 14 biji, dan cawan control tumbuh 8
biji. Hari keenam cawan petri 1 tumbuh 15 biji, cawan petri 2 tumbuh 14 biji,
cawan petri 3 tumbuh 16 biji, dan cawan control tumbuh 14 biji. Hari ketujuh
cawan petri 1 tumbuh 17 biji, cawan petri 2 tumbuh 16 biji, cawan petri 3
tumbuh 18 biji, dan cawan control tumbuh 15 biji.
Mengapa bisa demikian, ada
yang tumbuh, ada yang tidak adapun yang mati? Karena pada cawan petri 1-3 itu
disiram pakai senyawa allelopati sehingga ada pertumbuhan kecambahnya lambat
bahkan ada yang mati berbeda dengan cawan control yang yang disiram pakai air
saja pertumbuhannya sangat cepat dan tidak ada yang mati. Karena Faktor luar
yang mempengaruhi perkecambahan meliputi : air, temperatur, oksigen, dan
cahaya.
Hal ini bahwa zat-zat penghambat tumbuhan yang paling
umum adalah senyawa-senyawa aromatic seperti fenol dan laktan, alkaloid
tertentu, asam organik dan asam lemak bahkan ion-ion logam dapat juga bertindak
sebagai penghambat. Adapun pengaruh dari senyawa alleolopathy terhadap
perkecambahan berupa gangguan atau hambatan pada perbanyakan dan perpanjangan
sel, aktifitas giberalin dan Indole Acetid Acid ( IAA ), penyerapan hara, laju
fotosintesis, respirasi, pembukaan mulut daun, sintesa protein, aktivitas enzim
tertentu dan lain-lain. Hambatan allelopathy dapat pula berbentuk pengurangan
dan kelambatan perkecambahan biji, penahanan pertumbuhan tanaman, gangguan
sistim perakaran, klorosis, layu, bahkan kematian tanaman.
VII.
KESIMPULAN
·
Allelopathi merupakan
pengaruh yang menghambat atau merusak pertumbuhan dari tumbuhan lain disekitar
yang disebabkan oleh senyawa kimia yang dihasilkan oleh suatu tumbuhan ke
lingkungannya.
·
pada
cawan petri 1-3 itu disiram pakai senyawa allelopati sehingga ada pertumbuhan
kecambahnya lambat bahkan ada yang mati berbeda dengan cawan control yang yang
disiram pakai air saja pertumbuhannya sangat cepat dan tidak ada yang mati.
·
Faktor
yang mempengaruhi perkecambahan yaitu meliputi air, temperatur, oksigen, dan
cahaya.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Anonim a. 2009. Ekosistem. Http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem. Diakses tanggal 5 Nov 2011jam 16.05 WIB.
·
Anonim b. 2009. Allelopathy.
Http://iqbalali.com/2008/01/23/alelopati. Diakses tanggal 5 Nov 2011jam 16.05
WIB.
·
Anonim c. 2009. Pengaruh Allelopathy terhadap
Perkecambahan.www.irwantoshut.com. Diakses tanggal 5 Nov 2011jam 16.20 WIB.
·
Anonim d.2009. Allelopathy Gulma. Http://fp.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan
4.htm.Diakses
tanggal 5 Nov 2011jam 16.35 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar