Selasa, 23 Oktober 2012

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA


EPISTASIS DAN HIPOSTASIS









Oleh:

                                                         Nama              : Lili Sadili
                                                         NIM                : 59461245
                                                         Kelas               : Biologi C/V
                                                         Kelompok       : IV
                                                         Asisten           




LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011


a.      Tujuan : membuktikan adanya penyimpangan semu Hukum  Mendel dan mengetahui perbandingan fenotipe dari epistasis - hipostasis

b.      Landasan Teori

Interaksi dimana yang satu mengalahkan atau menutupi pekerjaan gen lain yang bukan sealel. Gen yang mengalahkan itu di sebut epistasis, yang di kalahkan hipostasis. Dari kata epi =diatas, hypo= di bawah, dan status = kedudukan.

c.       Alat dan Bahan

-           Kardus
-          2 buah Jarum pentul
-          2 buah sedotan
-          Gunting
d.      Cara Kerja

1.      Untuk percobaan ini digunakan kardus yang di buat menyerupai baling-baling, yang di masukan ke dalam sedotan yang besar dengan jarum pentul
2.      Sedotan pertama untuk gamet jantan, sedangkan sedotan ke dua untuk gametbetina. Kedua sedotan  di putar untuk meniru segregasi bebas meiosis pada pembentukan gamet.
3.      Memadukan antara baling-baling yang berdekatan pada saat berhentiyang menggambarkan genotype zigot hasil persilangan gamet jantan dan betina.
4.      Mencatat hasil pemutaran tersebut
5.      Mengulangi prosedur 3 – 6 tersebut sebanyak 100 kali untuk setiap kasus epistasis
6.      Data pengambilan di tulis dalam bentuk tabel.
HASIL PENGAMATAN
Data tabel kelompok 2
ambilan
genotipe
Nisbah genotipe
Feotipe epistasis
Nisbah fenotipe
Frekuensi ambilan
Merah-merah
Biru-biru
AABB
1
putih
4

Merah-merah
Biru hijau
AABb
2
Putih
13

Merah-merah
Hijau-hijau
AAbb
1
Putih
2

Merah putih
Biru -biru
AaBB
2
Putih
1

merah –putih
Biru hijau
AaBb
4
Putih
20

Merah –putih
Hijau-hiijau
aaBB
2
Putih
16

Putih –putih
Biru-biru
aaBb
1
Kuning
7

Putih-putih
Biru hijau


2


kuning
16




Putih-putih
Hijau -hijau
aabb
1
Hijau
8









Data kelompok :
Kelompok 1    : 85:7:8
Kelompok 2    :9:3:1
Kelompok 3    :81:16:3
Kelompok 4    :76:17:7
Kelompok 5    :74:27:2
Kelompok 6    :62:20:8

PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini yaitu mengenai “Epistasis dan Hipostasis” dengan tujuan membuktikan adanya hukum Mendel dan mengetahui perbandingan fenotipe dari epistasis – hipostasis. Penyimpangan hukum Mendel dibagi menjadi tiga; epistasis-hipostasis, kriptomeri, dan polimeri. Pada praktikum ini yang di praktekan hanya epistasis-hipostasis.
Dalam beberapa kasus, persilangan dengan sifat beda lebih dari satu kadang menghasilkan keturunan dengan perbandingan yang berbeda dengan hukum Mendel. Semisal, dalam suatu persilangan monohibrida (dominan resesif), secara teori, akan didapatkan perbandingan 3:1, sedangakan pada dihibrida didapatkan perbandingan, 9:3:3:1. Namun pada kasus tertentu, hasilnya bisa lain, misal untuk monohibrida bukan 3:1 tapi 1:2:1. Dan pada dihibrida, mungkin kombinasi yang mucul adalah, 9:6:1 atau 15:1. Munculnya perbandingan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel ini disebut "Penyimpangan Semu Hukum Mendel", kenapa "Semu", karena prinsip segregasi bebas tetap berlaku, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa sifat memiliki ciri tertentu. Sebenarnya perbandingan tersebut berasal dari (9+3):3:1.
Dari hasil perbandingan pada hasil praktikum ini tampak bahwa persilangan tersebut merupakan persilangan dihibrida. Faktor yang dominan tidak  hanya faktor putih, melainkan juga faktor kuning yang memiliki angka perbandingan 3. Dengan demikian faktor warna tidak ditentukan oleh satu gen, melainkan oleh dua gen yang lokusnya berbeda. Artinya, gen penentu warna hitam yang dominan berada terpisah dari gen penentu warna kuning yang juga dominan. Tiap-tiap warna memiliki alel tersendiri.
Jika kedua gen yang tidak sealel itu hadir bersama dalam satu individu, maka akan menampilkan fenotipe gen yang menutupi atau menghalangi, yang dikenal sebagai gen epistasis. Jadi, jika faktor hitam dan kuning hadir bersama, fenotipe yang muncul adalah fenotipe hitam. Maka, hitam epistatik terhadap kuning, dan kuning hipostatik terhadap hitam.
Jika di dalam individu hanya ada gen yang ditutup atau dihalangi, maka fenotipe yang muncul adalah fenotipe dari gen yang dihalangi tersebut. Gen ini disebut gen hipostasis. Tak adanya gen dominan dalam pada individu akan memunculkan sifat baru, dalam praktikum ini contohnya putih.



KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan yaitu ada dua gen sama-sama dominan dan terletak pada lokus yang berbeda yang bersifat hipostasis maupun epistasis. Kehadiran kedua gen dominan tersebut akan memunculkan fenotipe dari gen yang epistasis biasa, dalam contoh diatas hitam.Kehadiran gen yang hipostasis akan memunculkan fenotipe dari gen hipostasis. Ketidakhadiran dari kedua gen dominan akan memunculkan fenotipe baru, tidak tampak pada


DAFTAR PUSTAKA

·                  Gloria, Ria Yulia. 2010. Panduan Praktikum Genetika. Cirebon: Pus.Lab IAIN SNJ

·                  Yatim, Wildan.2003.Genetika. Bandung:Tarsito