EPISTASIS DAN HIPOSTASIS
Oleh:
Nama : Lili Sadili
NIM : 59461245
Kelas : Biologi C/V
Kelompok : IV
Asisten :
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
a. Tujuan : membuktikan adanya penyimpangan
semu Hukum Mendel dan
mengetahui perbandingan fenotipe dari epistasis - hipostasis
b. Landasan Teori
Interaksi dimana yang satu
mengalahkan atau menutupi pekerjaan gen lain yang bukan sealel. Gen yang
mengalahkan itu di sebut epistasis, yang di kalahkan hipostasis. Dari kata epi
=diatas, hypo= di bawah, dan status = kedudukan.
c. Alat dan Bahan
- Kardus
- 2 buah Jarum pentul
- 2 buah sedotan
- Gunting
d. Cara Kerja
1. Untuk percobaan ini digunakan kardus
yang di buat menyerupai baling-baling, yang di masukan ke dalam sedotan yang
besar dengan jarum pentul
2. Sedotan pertama untuk gamet jantan,
sedangkan sedotan ke dua untuk gametbetina. Kedua sedotan di putar untuk meniru segregasi
bebas meiosis pada pembentukan gamet.
3. Memadukan antara baling-baling yang
berdekatan pada saat berhentiyang menggambarkan genotype zigot hasil
persilangan gamet jantan dan betina.
4. Mencatat hasil pemutaran tersebut
5. Mengulangi prosedur 3 – 6 tersebut
sebanyak 100 kali untuk setiap kasus epistasis
6. Data pengambilan di tulis dalam bentuk
tabel.
HASIL
PENGAMATAN
Data
tabel kelompok 2
ambilan
|
genotipe
|
Nisbah genotipe
|
Feotipe epistasis
|
Nisbah fenotipe
|
Frekuensi ambilan
|
|
Merah-merah
Biru-biru
|
AABB
|
1
|
putih
|
4
|
|
|
Merah-merah
Biru hijau
|
AABb
|
2
|
Putih
|
13
|
|
|
Merah-merah
Hijau-hijau
|
AAbb
|
1
|
Putih
|
2
|
|
|
Merah putih
Biru -biru
|
AaBB
|
2
|
Putih
|
1
|
|
|
merah –putih
Biru hijau
|
AaBb
|
4
|
Putih
|
20
|
|
|
Merah –putih
Hijau-hiijau
|
aaBB
|
2
|
Putih
|
16
|
|
|
Putih –putih
Biru-biru
|
aaBb
|
1
|
Kuning
|
7
|
|
|
Putih-putih
Biru hijau
|
|
2
|
kuning
|
16
|
|
|
Putih-putih
Hijau -hijau
|
aabb
|
1
|
Hijau
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Data
kelompok :
Kelompok
1 : 85:7:8
Kelompok
2 :9:3:1
Kelompok
3 :81:16:3
Kelompok
4 :76:17:7
Kelompok
5 :74:27:2
Kelompok
6 :62:20:8
PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini yaitu mengenai “Epistasis dan
Hipostasis” dengan tujuan membuktikan adanya hukum Mendel dan mengetahui
perbandingan fenotipe dari epistasis – hipostasis. Penyimpangan hukum Mendel
dibagi menjadi tiga; epistasis-hipostasis, kriptomeri, dan polimeri. Pada
praktikum ini yang di praktekan hanya epistasis-hipostasis.
Dalam beberapa kasus, persilangan dengan sifat beda lebih dari
satu kadang menghasilkan keturunan dengan perbandingan yang berbeda dengan
hukum Mendel. Semisal, dalam suatu persilangan monohibrida (dominan resesif),
secara teori, akan didapatkan perbandingan 3:1, sedangakan pada dihibrida
didapatkan perbandingan, 9:3:3:1. Namun pada kasus tertentu, hasilnya bisa
lain, misal untuk monohibrida bukan 3:1 tapi 1:2:1. Dan pada dihibrida, mungkin
kombinasi yang mucul adalah, 9:6:1 atau 15:1. Munculnya perbandingan yang tidak
sesuai dengan hukum Mendel ini disebut "Penyimpangan Semu Hukum
Mendel", kenapa "Semu", karena prinsip segregasi bebas tetap
berlaku, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa sifat memiliki ciri
tertentu. Sebenarnya perbandingan tersebut berasal dari (9+3):3:1.
Dari hasil perbandingan pada hasil praktikum ini tampak bahwa
persilangan tersebut merupakan persilangan dihibrida. Faktor yang dominan
tidak hanya faktor putih,
melainkan juga faktor kuning yang memiliki angka perbandingan 3. Dengan
demikian faktor warna tidak ditentukan oleh satu gen, melainkan oleh dua gen
yang lokusnya berbeda. Artinya, gen penentu warna hitam yang dominan berada
terpisah dari gen penentu warna kuning yang juga dominan. Tiap-tiap warna
memiliki alel tersendiri.
Jika kedua gen yang tidak sealel itu hadir bersama dalam satu individu,
maka akan menampilkan fenotipe gen yang menutupi atau menghalangi, yang dikenal
sebagai gen epistasis.
Jadi, jika faktor hitam dan kuning hadir bersama, fenotipe yang muncul adalah
fenotipe hitam. Maka, hitam epistatik terhadap kuning, dan kuning hipostatik
terhadap hitam.
Jika di dalam individu hanya ada gen yang ditutup atau
dihalangi, maka fenotipe yang muncul adalah fenotipe dari gen yang dihalangi
tersebut. Gen ini disebut gen hipostasis. Tak adanya gen dominan dalam pada
individu akan memunculkan sifat baru, dalam praktikum ini contohnya putih.
KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan yaitu ada dua gen
sama-sama dominan dan terletak pada lokus yang berbeda yang bersifat hipostasis
maupun epistasis. Kehadiran kedua gen dominan tersebut akan memunculkan
fenotipe dari gen yang epistasis biasa, dalam contoh diatas hitam.Kehadiran gen
yang hipostasis akan memunculkan fenotipe dari gen hipostasis. Ketidakhadiran
dari kedua gen dominan akan memunculkan fenotipe baru, tidak tampak pada
DAFTAR PUSTAKA